|
beritakota.net |
Masa aksi berjumlah tidak kurang dari 50 orang. Mereka membawa mobil komando sembari membentangkan puluhan spanduk berisi tuntutan dan narasi kekecewaan terhadap perusahaan tersebut. Sebab selama ini, warga merasa hanya diberikan janji-janji manis oleh pihak managemen perusahaan, namun tak kunjung terealisasi.
“Kami sudah menunggu lama, tapi tuntutan warga yakni tenaga kerja lokal dan peran serta perusahaan dalam memajukan BUMDes justru tidak kunjung direspon oleh pihak managemen. Padahal selama ini dampak polusi dari aktivitas produksi di perusahaan itu dirasakan langsung oleh warga,” kata Fathur.
Fathur menyebut, warga sudah sekian lama menanti pihak managemen perusahaan untuk merekrut tenaga kerja lokal dan terlibat aktif dalam pengembangan BUMDes untuk meningkatkan taraf ekonomi di desa. Apalagi, tingkat pengangguran masih terbilang tinggi.
“Pekerja di perusahaan itu lebih banyak yang dari luar daerah, kan ini bertentangan dengan Perda Gresik yang berlaku, dimana perusahaan harus memprioritaskan tenaga kerja lokal minimal 60 persen dari jumlah total pekerja,” tegas dia.
Selama beberapa waktu berorasi. Pihak managemen perusahaan akhirnya menemui perwakilan massa aksi, dan berjanji akan menyampaikan aspirasi warga ke pihak atasan. “Ditemui dan berjanji akan disampaikan ke pihak atasan, karena selama ini tuntutan warga tidak sampai ke atas,” sambung Fathur.
Aksi unjukrasa berlangsung damai dengan pengawalan ketat petugas kepolisian. Setelah ditemui dan mendapat jawaban dari pihak managemen perusahaan, massa aksi pun membubarkan diri. (Rif/ian)
